Neni Tegur Lurah yang Mangkir Rapat Paripurna

- Jurnalis

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BONTANG – Wali Kota Bontang periode 2016–2021, Neni Moerniaeni, melontarkan kritik tegas terhadap sejumlah camat dan lurah yang tidak hadir dalam Rapat Paripurna DPRD Kota Bontang. Dalam sidang paripurna yang digelar awal pekan ini, Neni yang hadir sebagai tokoh undangan merasa kecewa dengan absennya sejumlah pejabat kelurahan yang dinilai tidak menunjukkan etika kedinasan.

“Ini rapat paripurna loh, seharusnya para camat dan lurah hadir. Ini adalah agenda resmi dan penting dalam pemerintahan,” ujar Neni dengan nada serius saat diwawancarai usai rapat.

Kritikan ini dilontarkan karena sejumlah lurah yang mangkir dianggap telah mencoreng profesionalitas aparatur sipil negara (ASN), khususnya di lingkungan Pemerintah Kota Bontang. Menurut Neni, kehadiran dalam rapat paripurna bukan sekadar formalitas, melainkan wujud tanggung jawab dan penghormatan terhadap proses pemerintahan.

Disiplin ASN Jadi Sorotan

Kehadiran pejabat daerah dalam rapat paripurna memang menjadi salah satu indikator kedisiplinan ASN. Neni menekankan bahwa ASN memiliki peran strategis sebagai pelayan masyarakat, dan seharusnya memberi contoh yang baik, termasuk dalam menghadiri agenda-agenda pemerintahan yang penting.

“Kalau lurah saja mangkir, bagaimana rakyat bisa menaruh hormat dan kepercayaan? Ini soal sikap dan kedisiplinan,” tambahnya.

Menurut pengamatan di ruang sidang DPRD, hanya sebagian lurah dan camat yang hadir. Padahal, agenda rapat paripurna tersebut mencakup pembahasan penting mengenai Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) dan evaluasi program-program pembangunan kota.

Baca Juga :  UPT RPH Bontang Klarifikasi Soal Sertifikasi Halal, Tegaskan Proses Pemotongan Sesuai Syariat

Ketidakhadiran tanpa keterangan dari beberapa lurah dan camat dinilai mencoreng citra ASN di mata publik. Bahkan beberapa anggota DPRD turut menyayangkan ketidakhadiran tersebut.

Tuntutan Evaluasi dari Pemerintah Kota

Seiring munculnya kritik dari berbagai pihak, sejumlah anggota DPRD Bontang mendesak agar Pemerintah Kota melakukan evaluasi terhadap pejabat yang tidak menunjukkan komitmen dan tanggung jawab, khususnya lurah yang mangkir dari agenda resmi.

Anggota Komisi I DPRD Bontang, Ahmad Suharto, mengungkapkan bahwa ketidakhadiran ini harus dijadikan bahan evaluasi kinerja. “Kami tidak ingin ada aparatur pemerintah yang tidak disiplin. Evaluasi perlu dilakukan agar pelayanan publik tetap maksimal,” ujarnya.

Ia juga mendorong agar sistem absensi elektronik diterapkan dalam setiap kegiatan resmi untuk memudahkan pelacakan kehadiran pejabat.

Respons Pemerintah Kota Bontang

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Bontang, Agus Haris, mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti laporan tersebut. Ia tidak menampik bahwa ketidakhadiran camat dan lurah dalam forum penting seperti rapat paripurna adalah bentuk kelalaian.

“Kami akan cek absensi dan meminta klarifikasi dari para lurah yang bersangkutan. Jika terbukti mangkir tanpa alasan, tentu akan ada sanksi administratif sesuai aturan kepegawaian,” tegasnya.

Baca Juga :  Mengenal Desa Wisata Jagoi Babang, Desa Wisata Favorit 2024

Agus juga menyampaikan bahwa Pemerintah Kota Bontang sedang melakukan pengetatan disiplin ASN, termasuk dengan mengaktifkan sistem monitoring digital untuk aktivitas harian pejabat kelurahan dan kecamatan.

Masyarakat Dukung Tindakan Tegas

Di sisi lain, kritik Neni Moerniaeni mendapat dukungan luas dari masyarakat. Banyak warga menilai bahwa pejabat publik seharusnya hadir dalam setiap agenda penting sebagai bentuk tanggung jawab moral dan administratif.

“Kalau hanya urusan kecil saja sudah mangkir, bagaimana bisa dipercaya menyelesaikan masalah di kelurahan? Pejabat harus disiplin,” kata Junaidi, warga Kelurahan Belimbing.

Ia berharap Pemerintah Kota benar-benar serius menegakkan aturan disiplin dan memberikan sanksi kepada pejabat yang melanggar.

Kesimpulan: Profesionalitas ASN Jadi Taruhan

Ketidakhadiran sejumlah lurah yang mangkir dalam rapat paripurna DPRD Bontang bukan sekadar masalah absensi, tapi menyangkut integritas, komitmen, dan profesionalitas sebagai abdi negara. Sorotan dari mantan wali kota seperti Neni Moerniaeni menjadi pengingat keras bahwa jabatan publik bukan hanya soal wewenang, tapi juga tanggung jawab.

Dengan adanya dorongan evaluasi dan pengawasan lebih ketat terhadap disiplin ASN, masyarakat berharap tata kelola pemerintahan di Kota Bontang bisa berjalan lebih baik dan transparan. Momentum ini menjadi pengingat bahwa tanggung jawab pejabat tidak boleh diabaikan, terlebih dalam agenda penting yang menyangkut hajat hidup masyarakat.

Berita Terkait

Pertamina Bungkam soal Ledakan Sumur Minyak Sangasanga
Pemotor Dilindas Fuso di Tanah Merah, Satu Tewas di Tempat
SMP 8 Bontang Tambah Rombel, Terkendala Ruang Kelas
Tren Transaksi Sabu di Apartemen Kaltim: Modus Baru Bandar Narkoba
Maraknya Tambang Ilegal di Kaltim: Janji Aparat Dipertanyakan, JATAM Angkat Bicara
Program Makan Bergizi Gratis di Bontang Kembali Tertunda, Warga Harapkan Kepastian
Angka Kemiskinan di Tanjung Laut Indah Capai 931 Jiwa, Pemkot Diminta Turun Tangan
Timnas Indonesia Siap Tempur Hadapi China dan Jepang di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 14:14 WIB

Neni Tegur Lurah yang Mangkir Rapat Paripurna

Senin, 23 Juni 2025 - 14:43 WIB

Pertamina Bungkam soal Ledakan Sumur Minyak Sangasanga

Senin, 16 Juni 2025 - 14:17 WIB

Pemotor Dilindas Fuso di Tanah Merah, Satu Tewas di Tempat

Kamis, 12 Juni 2025 - 14:43 WIB

SMP 8 Bontang Tambah Rombel, Terkendala Ruang Kelas

Rabu, 11 Juni 2025 - 13:34 WIB

Tren Transaksi Sabu di Apartemen Kaltim: Modus Baru Bandar Narkoba

Berita Terbaru

jasa clipper vidio

clippervideo.id: Rahasia di Balik Konten Viral Setiap Hari

Selasa, 11 Nov 2025 - 14:47 WIB